Pengikut
Poem of February ( Winter bring my apple )
Winter Bring My Apple
Actually, I know the apple
and grasshopper on the meadow,
when the wind blow my able,
why I just stay on the window ?
And let you go with the winter,
sing a song with a bad storm.
Where is my mind to understand the stranger ?
or I just do the way to keep a unique form?
Now, I am staying on my sit,
wait the sorrow with beautiful sparrow.
22.13 | | 0 Comments
Puisi Januari ( Madu )
Madu
Durai muram menanti rambumu
sepakati kau lagukan buru sendu
sesapi poriku dengan senyum gamang meramu
Aduhai.. goncang, getar, melabuh madu
entah mengapa aku tersandung malu ?
22.09 | | 0 Comments
Puisi Januari ( Kacau )
Kacau
Melamun pagi hari..
berlumur secangkir teh kopi..
Tapi tak ada... kosong..
tak bertepi..
Api menyala pada ubun..
Sulit tuk padamkan.
Habisi rambutku, mataku, wajahku..
terlampau menekan..
Kulihat rautku, kusam, masam, muram, kubenamkan..
Menyeruak.. menuntut..
Berlaku saja...
Berdesir dengan plot-Nya..
22.04 | | 0 Comments
Puisi Desember ( Kelapa Sunda )
Kelapa Sunda
Ini kali tiada juang untuk semua.
Menepis sepi pada riuh rentak belantara sesak.
Ku coba jejali otak dengan imajinasi melayang,
hilang bimbang terbayang imbang.
Jiwaku ini jiwa bebas..
tak kenal kekang melarang,
biarlah mauku sendiri tak perlu kalian beradu mengerti.
Jiwaku ini gamang..
berbalik menyerang bilaku mau,
tiada perlu kau paksa berlaku..
Kelapa sunda...
Kenalkah kau pada orang ini ?
Ataukah kelapa saja atau sunda saja yang kau tau ?
Iya benar..
Kau takkan bisa memadu kelapa dan sunda
jelas keduanya terpisah beda.
Malas sudahlah aku,
tuk coba pendam dalam kubur angan palsu..
Takkan mengerti....
Aku tiada pinta nian untuk itu.
Sudahlah aku sudahi,
tanpa bayangan palsu menjadi..
22.22 | | 0 Comments
Puisi Januari ( Aku tersenyum saja tak apa )
Aku tersenyum saja tak apa
22.09 | | 0 Comments
Puisi Januari ( Hempas )
Hempas
Seru serdadu batu mengusikku,
kalang kabut ku menghindar
tetap saja mereka menusukku,
hempaskanku hingga terpencar
Lamunanku kabur,
Terkurung sorotan kuning mempesona
Buatku jauh berlayar hingga jumpa tepi terhina.
Aku sadar tubuhku remuk, ambruk, terpuruk.
tindas,lepas dan kau pasti telah puas.
Melejit jauh mengajakku,
penuhi sadarku akan diriku.. kuterima.
Pasrah dalam benakku, itu saja..
Barangkali itulah usaha daya seorang hamba
Ikhlas dalam benak itu saja..
Memang inilah paham seorang hamba..
Bagaimanapun jua hamba hanyalah hamba,
yang tak punya daya tanpa ridho-Nya.
17.18 | | 0 Comments
Puisi Januari ( Antara Dua Belati Bayangan )
Antara Dua Belati Bayangan
Itu lagi menerpa derai semburat mimpi anai,
datang membayang merelung, merengkuh dengan hangat merapat
Jua suka merasuk dalam rusuk serasa damai..
Akal berontak giat,
menarik diri dari ujung belati barat dingin mampat.
Dayaku?Apa?Tak kuasa ku menghambat.
Pertarungan buncah..
Gejolak terperangah kala nanar pijar melebar,
mendesaki ruang - ruang gelap sekap semu khayal mengarah..
Lelah.. itu lagi tak ada kali sudah sirna..
Kala pikir ini lengah, ujung belati timur merapat.
bawa rengkuhan kuat yang sopan mendekat.
Dengan dentuman lembut,
Menyapa, mengajak, menapak renggut sukar yang kian telah meraja lama
Haru... Dayaku?Apa?
merahku meredup,
biruku menerang,
hijauku berangsur merayu,
Kuat.. belati ujung barat dan timur beradu dalam senyap pengap mendekap,
menyesakkan, mendesakku, terus buatku meragu,
mengejar dengan tatapan hangat menghajar,
Ahh sudahlah.. tutup jua yang akan bicara.
17.07 | | 0 Comments
Puisi Desember ( Berpaling )
Berpaling
Bermungkin sajak pasti telah tiba,
terlambat - lambat sangat padat
Ku tahu kau senang,
Kau tahu, ku tak
Kau, tak ku tahu
Padahal sedikit ujung terendus olehku..
Selebihnya? tidak..
Pecah... hati untuk ini
Bosan... goda - goda rasa api terbakar
Hampa... tiada terisi
Andai ia kembali lupakah ia pada semua?
Memori tiada tereka..
Kata tiada terekam..
Sajak tiada terpatri dalam sisi..
Kau itu..
Tak tahu isyarat anginku..
Tak peka akan purnama sempurnaku..
Berpaling mungkin?..
Luka bius menjangkitiku..
16.50 | | 0 Comments
Puisi November ( Pedati Mati)
16.38 | | 0 Comments
Puisi Oktober ( Semoga saja, bukan )
16.27 | | 0 Comments
Popular Posts
-
Kelapa Sunda Ini kali tiada juang untuk semua. Menepis sepi pada riuh rentak belantara sesak. Ku coba jejali otak dengan imajinasi melay...
-
Pedati Mati Galang perdu mengusung sembilu Menggerogoti pedati mati Mati hasta, mati depa, mati rupa tapi tak mati daya.. H...
-
Aku tersenyum saja tak apa Sudah lama sejaksemburat palsumu menusukku, menerpaku dengan senyum terelak. Nyatanya kau dengan gemilang ...
-
Antara Dua Belati Bayangan Itu lagi menerpa derai semburat mimpi anai, datang membayang merelung, merengkuh dengan hangat merapat Jua s...
-
Winter Bring My Apple Actually, I know the apple and grasshopper on the meadow, when the wind blow my able, why I just stay on the wind...
-
Kacau Melamun pagi hari.. berlumur secangkir teh kopi.. Tapi tak ada... kosong.. tak bertepi.. Api menyala pada ubun.. Sulit tuk pad...
-
Madu Durai muram menanti rambumu sepakati kau lagukan buru sendu sesapi poriku dengan senyum gamang meramu Aduhai.. goncang, getar, me...
-
Berpaling Bermungkin sajak pasti telah tiba, terlambat - lambat sangat padat Ku tahu kau senang, Kau tahu, ku tak Kau, tak ku tahu P...